Senin, 07 Oktober 2013

Re - Dialogue With God

Akhirnya, aku harus menanggung rasa yang sudah "diberi" sama Tuhan. Awalnya sih berat, karena aku berusaha memendam perasaan itu. Aku sih berpikir rasanya sudah benar apa yang aku lakukan. Soalnya rasa ku terhadap orang itu udah ga bisa tersampaikan. Terlalu banyak perbedaan di antara kita. Kebetulan kita juga sering komunikasi juga sehingga aku bisa dibilang lumayan dekat lah sama orang itu. Tapi ada suatu dinding penghalang yang besar yang memisahkan kita sehingga kita tidak mungkin bersatu. *kecuali kalo Tuhan berkehendak =P* Apalagi lihat kemarin-kemarin Tuhan "kabur" ketika aku tanya tentang gimana kelanjutannya rasa yang aku punya saat ini. Makanya aku berpikir bagaimana supaya rasa ini bisa hilang.

Kuusahakan sekuat tenaga untuk menekannya. Tapi kalo udah namanya jatuh hati, ya sulit untuk ditekan. Apalagi kita masih manusia yang punya jiwa, yang masih memiliki emosi. Emang secara fisik ga kelihatan kalo aku lagi ada rasa sama dia. Tapi anehnya aku malah curhat ke social media tentang rasa ini seakan aku butuh seluruh orang di dunia memperhatikan aku *lebay =P* Alhasil, dia yang kutaksir mulai mempertanyakan aku, siapakah orang yang dimaksud tersebut.

Waduh. *teriak ku di dalam hati* Kalo aku ga aku jawab, dia bakal tanya aku terus. Lha kalo di jawab??? Mati kon. *HAHAHAHA =|* Akhirnya aku tunda-tunda njawab pertanyaan dia. Kalo ada celah sedikit aku alihkan ke pembicaraan lain. Awalnya sih pingin menjaga hati dan menjauh pelan-pelan. Tapi malah tambah dekat. Sialnya aku. >.<

Dan pada satu kesempatan, aku udah ga tahan lagi. Entah karena ditanya-tanya terus atau karena ingin mendapatkan kepastian. =P Aku kazi tau lah si dia jawabannya. Dia tanya siapa yang aku maksud di tweet-tweet atau status-status ku. Ya udah aku jawab kamu. Karena ga ketemu muka, aku ga bisa membayangkan ekspresi wajahnya. Entah dia tertawa *padahal sebelumnya dia janji kalo udah dengar dia ga bakal ketawa*, atau kaget, atau melongo. Aku bisa membayangkan berbagai ekspresi wajahnya tapi ga berani membayangkan. Emang sih, balasannya biasa aja, tapi kan bisa aja dia berbunga-bunga *Ge-er mungkin aku =P* Oya, ini aku bukan dalam posisi nembak dia, soalnya aku sendiri ga setuju dengan rasa ku. Hati ku emang lagi galau dan butuh cinta, tapi pikiran rasional ku masih jalan.

Jawabannya dia juga ga pengen sama aku. *sedihnyaaa >.<* Tapi entah kenapa aku merasa lega. Rasanya ada beban yang hilang dari hati ku dan ditambah beban baru yang lebih berat >.< Solusinya emang aku harus menjauhkan diri dari dia yang aku suka. Dulu aku pernah untuk menjauhi seseorang untuk temanku supaya dia bisa nembak. Tapi gagal soalnya aku ga bisa menjauhi temanku, aku malah mencuekin tuh cewek. Teman ku marah-marah soalnya kok malah aku nyuekin dia, kelihatannya jadi bakal ada "sesuatu". Sekarang pun juga sama, aku ga bisa menjauhin dia, toh malah mencuekin dia. Dia pun protes karena aku nyuekin dia. Kayak nya aku harus belajar jaga jarak nih sama seseorang, soalnya dulu-dulu aku ga pernah bisa menjaga jarak, aku anggap semua orang itu sama sehingga aku perlakuin sama semua. Padahal nanti di kehidupanku kelak *kayak apa aeee* bakal nemuin orang-orang yang "kurang baik" sehingga aku harus tetap menjalin hubungan sama orang-orang tersebut tetapi aku harus menjaga jarak. Rasanya itu yang diinginkan Tuhan buat aku selain harus bertanggung jawab terhadap "permintaanku" >.< Anyway, Keep Smiling and Never Give Up =) JBU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar